Cari Blog Ini

Powered By Blogger

hiiiiii

Kamis, 25 Maret 2010

pemerkosaan TA dan WULAN

Cerita ini adalah dramatisasi dari kisah nyata, dan merupakan satu dari beberapa cerita lepas dengan tokoh utama yang sama. Antara satu dan lainnya tidak harus dibaca berurutan.

Sebut saja namaku Paul. Aku bekerja di sebuah instansi pemerintahan di kota S, selain juga memiliki sebuah usaha wiraswasta. Cerita berikut ini bukan pengalamanku sendiri, melainkan pengalaman seorang rekanku, sebut saja dia Ta. Kami memang punya “hobi” yang sama, namun Ta punya trik tersendiri untuk menyalurkan hobinya. Kini selain terdaftar di kota asalnya, ia juga resmi penduduk sebuah desa yang agak terpencil. Berikut adalah caranya mendapatkan kembang desa, meski sudah beristri tiga orang.

Wulan terbangun dengan kepala yang pusing. Namun entah mengapa kedua tangannya tidak dapat digerakkan. Seluruh tubuhnya terasa hangat. Sambil mengerjapkan matanya, gadis itu memandang sekelilingnya. Ternyata ia berada dalam sebuah kamar yang belum pernah dilihatnya, terbaring di atas ranjang empuk dan besar yang berwarna merah jambu. Dari jendela yang tertutup terbayang hari sudah gelap. Dalam kamar itu sendiri hanya ada sebuah lampu kecil yang menyala remang-remang. Wulan hanya ingat Sabtu sore tadi setelah bertanding bola volley melawan sekolah dari kecamatan tetangga, ia harus berlari-lari dalam gerimis hujan menuju rumah neneknya untuk menginap malam ini, karena rumahnya terlalu jauh dari lapangan volley.

Seperti umumnya gadis desa lainnya, meskipun tidak terlalu tinggi, namun Wulan memiliki tubuh yang montok dan padat. Buah dadanya yang membusung kencang seolah tidak muat dalam bra bekas kakaknya yang kekecilan. Ditunjang dengan kulitnya yang kuning langsat mulus dan rambut sebahu, wajahnya yang manis sering membuat pemuda desa terpaku dan menelan ludah saat gadis itu lewat dengan goyangan pinggulnya. Pantatnya yang montok selalu menonjol di balik rok seragam sekolahnya, yang biarpun di bawah lutut, ketatnya memperlihatkan garis celana dalam gadis itu.

Bukan hanya para pemuda, beberapa orang yang telah beristri pun berangan-angan menjadikan gadis kelas 1 SMU itu istri mudanya. Menurut katuranggan, gadis macam Wulan rasanya peret dan legit, pasti akan memberikan kenikmatan sepanjang malam, membuat suaminya betah di rumah. Tidak heran, tiap kali ada pertandingan volley, selalu banyak penontonnya, meski kebanyakan hanya menonton paha Wulan yang bercelana pendek dan guncangan buah dadanya saat gadis itu memukul bola.

“Ah, sudah bangun Nduk..?” sebuah suara dan lampu yang menyala terang mengagetkan gadis itu.
Tampak seorang pria kekar memasuki ruangan. Wulan mengenalinya sebagai Ta, seorang terpandang di desanya. Meski bukan penduduk desa itu, namun suka kawin-cerai dengan gadis-gadis di sini. Dalam sebulan paling ia hanya di rumah satu-dua hari saja, selebihnya “kerja di kota”. Sekarang ini istrinya di sini sudah ada tiga orang, semuanya masih belasan tahun dan cantik-cantik, namun masih suka menggoda Wulan tiap kali bertemu. Bahkan baru saja ia pernah berusaha melamar gadis itu namun tidak berhasil.

Wulan berusaha bangun, namun tangan dan kakinya tetap lemas tidak dapat bergerak.
“Tenang saja Nduk, nggak usah banyak gerak. Malam ini kamu di sini dulu.” kata Ta.
Tidak sengaja Wulan melihat ke dinding kamar, dan dari cermin besar yang terpasang di sana, ia menyadari kedua tangannya terikat menjadi satu di atas kepalanya, demikian juga kedua kakinya yang terentang ke sudut-sudut ranjang, seperti huruf Y terbalik. Seluruh tubuhnya tertutup selimut, namun ujung selimut yang tersingkap memperlihatkan sebagian paha gadis itu. Di sudut ranjang tampak terserak baju seragam dan rok yang tadi dipakainya.

“Pak Ta, Wulan dimana? Kenapa Wulan begini?” tanya gadis itu dengan panik.
Ia mulai teringat saat berlari ke rumah neneknya tadi seseorang menariknya dari belakang dan menempelkan sesuatu yang berbau menyengat ke wajahnya, kemudian semuanya menjadi gelap, hingga akhirnya ia kemudian tersadar di situ.
“Tenang Wulan, kamu baik-baik saja. Malam ini kita akan kawin. Minggu lalu saya sudah melamarmu pada bapakmu. Sekarang kita akan nikmati malam pertama kita.” kata Ta sambil menyeringai.
“Enggak! Enggak! Kemarin Bapak bilang ditolak! Wulan nggak mau!” gadis itu berusaha meronta, namun ikatan tangan dan kakinya terlalu kuat baginya.

Sambil tertawa terkekeh, Ta perlahan menarik selimut yang menutupi tubuh gadis itu, membuat Wulan terpekik karena penutup tubuhnya perlahan terbuka, sedangkan ternyata di balik selimut itu ia sudah telanjang bulat.
“Jangan! Jangan! Aduh jangan! Pak Ta, jangan Pak! Tolong..!”
Dengan sigap Ta mengambil pakaian dalam Wulan yang terserak di atas ranjang, lalu menyumpal mulut gadis itu dengan celana dalamnya sendiri, dan mengikatnya ke belakang dengan bra gadis itu.
“Pak? Kamu panggil aku Pak? Aku ini suamimu, tahu! Panggil aku Kangmas!” seru Ta sambil menampar pipi Wulan sampai gadis itu memekik kesakitan.

Ta semakin beringas melihat tubuh Wulan yang montok telanjang bulat. Kedua paha gadis manis itu terentang lebar mempertontonkan bibir kemaluannya yang jarang-jarang rambutnya.
“Diam Sayang! Ini malam kita bedah kelambu! Kalau bapakmu yang tolol itu tidak mau anaknya dilamar baik-baik, kita lihat saja besok! Karena besok anak perawannya sudah tidak perawan lagi!”
Tanpa basa basi Ta segera membuka pakaiannya sendiri, lalu melompat ke atas ranjang. Wulan dengan sia-sia meronta dan menjerit saat Ta menindih tubuhnya yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Gadis itu bahkan tidak bisa untuk sekedar merapatkan pahanya yang terkangkang lebar.

Pekikan Wulan tertahan sumpalan celana dalam saat Ta meremas buah dada gadis itu dengan kerasnya. Rontaan dan pekikan gadis cantik itu sama sekali tidak digubris. Ta kemudian menempatkan kejantanannya tepat di depan bibir kemaluan Wulan.
“Diam Sayang! Jangan takut, enak sekali kok! Nanti pasti kamu ketagihan. Sekarang biar Kangmas ambil perawanmu..” sambil berkata begitu Ta menghujamkan kejantanannya memasuki hangatnya keperawanan Wulan.
Selaput dara gadis itu terasa sedikit menghalangi, namun bukan tandingan bagi keperkasaan kejantanan Ta yang terus menerobos masuk.

“Haanggkk..! Aahhkk..!” Napas gadis itu terputus-putus dan matanya yang bulat indah terbeliak lebar saat Wulan merasakan perih tiba-tiba menyengat selangkangannya.
Tubuh montok gadis itu tergeliat-geliat merangsang dengan napas tersengal-sengal sambil terpekik tertahan-tahan ketika Ta dengan perkasa menggenjotkan kejantanannya menikmati hangatnya kemaluan perawan Wulan yang terasa begitu peret.
“Aahh.. enak sekali tempikmu.. aahh.. Wulaanh.. enak kan Nduk..? Terus ya Nduk..?” Ta mendesah merasakan nikmatnya mengambil kegadisan si kembang desa.

Wulan sambil merintih tidak jelas menggelengkan kepala dan meronta berusaha menolak, namun semua usahanya sia-sia, dan gadis itu kembali terpekik dan tersentak karena Ta kini dengan kuat meremasi kedua payudaranya yang kencang menantang. Memang benar kata orang, gadis seperti Wulan memang sangat memuaskan, wajahnya yang cantik, buah dadanya yang tegak menantang bergerak naik turun seirama napasnya yang tersengal-sengal, tubuhnya yang montok telanjang bersimbah keringat, kedua pahanya yang mulus bagai pualam tersentak terkangkang-kangkang, bibir kemaluannya tampak megap-megap dijejali kejantanan Ta yang begitu besar. Sementara dinding kemaluannya terasa seperti mencucup-cucup tiap kali gadis itu terpekik tertahan.

Wulan dengan airmata berlinang merintih memohon ampun, namun tusukan demi tusukan terus menghajar selangkangannya yang semakin perih. Payudaranya yang biasanya tersenggol pun terasa sakit kini diremas-remas tanpa ampun. Belum lagi rasa malu diikat dan ditelanjangi di depan orang yang tidak dikenalnya, lalu diperkosa tanpa dapat berkutik. Rasanya bagai bertahun-tahun Wulan disetubuhi tanpa mampu melawan sedikitpun.

“Hhh..! Wulanh..! Wulaann..! Sekarang Mas bikin kamu hamil, sayangghh..! Aah.. ambil Nduk! Nih! Nih! Niih..!”
Tanpa dapat ditahan lagi Ta menyemburkan spermanya dalam hangatnya kemaluan Wulan sambil sekuat tenaga meremas kedua payudara gadis itu, membuat Wulan tergeliat-geliat dan terpekik-pekik tertahan sumpalan celana dalam di mulutnya. Kepala gadis itu terasa berputar menyadari ia akan hamil. Perlahan pandangan gadis itu menjadi gelap.

Wulan kembali tersadar oleh dengusan napas di depan wajahnya. Sebelum sadar sepenuhnya, sengatan perih di selangkangannya membuat gadis itu terpekik dan meronta. Namun tangan dan kakinya tidak mau bergerak, dan pekikan-pekikannya tidak dapat keluar. Dengan gemas Ta kembali menggenjotkan kejantanannya menikmati keperawanan Wulan. Ta tidak tahan lagi untuk tidak kembali menggagahi gadis itu, memandanginya tergolek telanjang bugil tanpa daya di atas ranjang. Pahanya yang putih mulus terkangkang seolah mengundang, bibir kemaluannya yang berambut jarang terlihat berbercak merah, tanda Wulan memang betul-betul masih perawan, tadinya.

Kedua payudara gadis itu berdiri tegak menjulang, dengan puting susu yang kemerahan menggemaskan. Sementara wajahnya yang manis dan bau tubuhnya yang harum alami sungguh membuat Ta lupa diri. Dengan istri muda seperti Wulan, ia tidak akan mau tidur sekejap pun, tidak perduli gadis itu suka atau tidak.
“Aah..! Ahk! Angkung (ampun)..! Aguh (aduh).. hakik (sakit).. angkung (ampun)..!” Wulan merintih-rintih tidak jelas dengan mulut tersumpal celana dalam di sela-sela jeritan tertahan.

Tanpa mampu merapatkan pahanya yang terkangkang, gadis itu merasakan kemaluannya semakin perih tiap kali Ta menggerakkan kejantanannya. Tiap detik, tiap genjotan terasa begitu menyakitkan, Wulan berharap kembali pingsan saja agar perkosaan ini segera berlalu. Namun gadis itu tanpa daya merasakan bagian bawah tubuhnya terus ditusuk-tusuk benda yang begitu besar.

Ta semakin giat menggenjotkan kejantanannya dalam hangatnya kemaluan Wulan yang peret dan mencucup-cucup menggiurkan. Istri barunya ini memang pintar memuaskan suami di atas ranjang. Apalagi kalau nanti diajak tidur beramai-ramai bersama satu atau dua istrinya yang lain. Membayangkan meniduri dua atau tiga gadis sekaligus membuat Ta semakin bersemangat menyodok kemaluan Wulan, semakin cepat, semakin dalam.

Ta merasakan kejantanannya menyentuh dasar kemaluan gadis itu bila disodokkan dalam-dalam. Wulan sendiri hanya merintih tampak pasrah mempersembahkan kesuciannya pada Ta. Airmata gadis itu tampak berlinang membasahi pipinya yang kemerahan. Tubuh montok gadis itu tergelinjang-gelinjang kesakitan tiap kali kejantanan Ta menyodok masuk dalam kemaluannya yang begitu sempit. Dengan menggeram seperti macan menerkam mangsa, Ta dengan nikmat menyemburkan sperma dalam kehangatan tubuh Wulan yang terpekik tertahan-tahan.

Semalam suntuk Ta dengan gagahnya memperkosa Wulan, setidaknya lima kali gadis itu disetubuhi tanpa daya. Entah berapa kali Wulan pingsan ketika Ta mencapai puncak, hanya untuk tersadar ketika tubuhnya kembali dinikmati dengan buasnya. Selangkangan gadis itu terasa perih dan panas, seperti ditusuk-tusuk besi yang merah membara. Payudaranya serasa lecet diremas habis-habisan, terkena semilir angin pun perih. Punggung gadis itu perih tergores kuku Ta.

Namun siksaan tanpa belas kasihan itu tidak kunjung usai, bagai tidak mengenal lelah kejantanan Ta terus bertubi-tubi menusuk dalam-dalam, kedua tangannya seperti capit kepiting terus mencengkeram buah dada Wulan. Sementara gadis itu dengan tangan dan kaki terikat erat tidak mampu berkutik, apalagi menghindar atau mencegah. Bahkan menjerit pun Wulan tidak mampu, tenaganya sudah habis dan sumpalan celana dalamnya sendiri membuat pekikannya hanya seperti erangan. Bagai berabad-abad Wulan dibuat bulan-bulanan tanpa daya.

Dari sela-sela jendela yang tertutup, sinar matahari pagi menerobos masuk. Dengan lemas Ta berbaring di sisi Wulan yang terisak-isak. Sungguh luar biasa istri barunya ini, semalam suntuk gadis ini mampu melayani suaminya. Dari jam tujuh malam sampai jam enam pagi, dalam sebelas jam gadis itu mampu lima-enam kali memuaskan suaminya, meskipun harus sedikit dipaksa. Kalau saja kemarin tidak minum obat kuat, mungkin saja pagi ini Ta tidak dapat bangun. Sambil tersenyum lebar, Ta bangkit dan mengenakan pakaian.

Perlahan Ta membuka sumpalan mulut Wulan. Gadis itu sendiri masih telanjang bulat dengan tangan dan kaki terikat terentang lebar.
“Nduk, kalau jadi istriku, kamu minta apa saja pasti aku beri. Mau kalung? Gelang? Rumah? Sepeda motor? Jangan takut, sebagai istri orang kaya, semua keinginanmu akan terkabul.”
“Nggak mau.. lepasin Wulan.. Wulan mau pulang..!” isak gadis itu menghiba.
“Rumah kita sekarang di sini Nduk, kamu sudah jadi istriku.” bujuk Ta.
“Enggak.. enggak mau. Wulan mau pulang!” gadis itu berusaha meronta tanpa hasil.
“Jangan buat suamimu ini marah, Nduk! Kamu sudah jadi istriku, aku bebas berbuat apa saja dengan kamu! Jangan keras kepala!” seru Ta jengkel.
Wulan sambil terisak terus menggelengkan kepala. Berulangkali bujukan dan ancaman Ta tidak dihiraukan Wulan, membuat Ta naik pitam.

“Baik, jadi kamu tidak ingin jadi istriku. Baik, kamu sendiri yang minta, Nduk! Jangan salahkan aku kalau aku bertindak tegas!” kata Ta sambil membuka ikatan kaki Wulan.
Ta kemudian membuka ikatan tangan gadis itu dari besi ranjang, namun kedua pergelangan tangannya tetap terikat erat. Lalu dengan menarik ujung tali yang mengikat tangan Wulan, Ta menyeret gadis yang masih telanjang bulat itu keluar kamar. Karena tubuhnya masih lemas, Wulan tidak kuasa menolak dirinya yang masih bugil diseret sampai ke jalan desa yang terang benderang.

“Hei, lihat! Lihat ini! Sungguh memalukan!” seru Ta sambil menyeret gadis yang mati-matian berusaha menutupi ketelanjangannya.
“Ada apa Pak Ta? Apa yang terjadi?” tanya orang-orang desa yang segera saja mengerumuni keduanya.
“Lihat ini! Perempuan ini sudah membuat desa kita tercemar! Dia berzinah dengan laki-laki! Saya pergoki mereka di rumah kosong di tepi desa! Sayang laki-lakinya kabur, tapi saya tahu orangnya! Pasti nanti akan kita tangkap!” seru Ta berapi-api.
“Tidak! Tidak.. tolong..!” sia-sia Wulan berusaha membantah, suaranya tertelan ramainya suasana.

“Lihat! Ini bukti perempuan ini sudah berzinah!” Ta menunjuk ke arah selangkangan gadis itu yang berbercak darah.
Kerumunan orang bergumam dan mengangguk-anggukkan kepala.
“Tidak! Saya tidak ber..” perkataan Wulan terputus oleh teriakan salah seorang.
“Bawa ke balai desa! Biar dihukum adat di sana!” serunya.
Seseorang lain menarik tali yang mengikat tangan Wulan dan menyeret gadis telanjang bulat itu menuju ke balai desa. Sepanjang jalan mereka berteriak-teriak, membuat semakin banyak orang keluar rumah melihat Wulan yang bugil diseret. Anak-anak kecil berlari-lari mengikuti sambil tertawa-tawa mengejek.

Di balai desa, tepat di tengah pendopo, tali pengikat tangan Wulan ditarik ke atas dan diikatkan dengan tiang di atasnya. Kini gadis telanjang bulat itu berdiri tegak dengan tangan terikat ke atas. Wulan tahu bahwa hukuman bagi orang yang berzinah biasanya keduanya ditelanjangi, kemudian diikat seharian di balai desa. Seperti dirinya sekarang, namun ia hanya sendirian dan ia sama sekali tidak berzinah. Gadis itu diperkosa berkali-kali, lalu difitnah berzinah oleh pemerkosanya sendiri. Namun sia-sia gadis itu berusaha membantah, suaranya yang kecil hilang ditelan ramainya orang di sekitarnya. Dan kini ia berdiri telanjang bulat sendirian dikelilingi belasan warga.

Isakan tangis Wulan semakin keras mendengar tawa orang-orang yang mengelilinginya, berkomentar mencemooh tentang kemulusan tubuhnya, buah dadanya yang ranum kemerah-merahan bekas diremas, pantatnya yang bulat, pahanya yang mulus. Isakan gadis itu terhenti ketika sebuah truk berhenti di depan balai desa. Beberapa ibu-ibu yang turun dari truk terheran-heran melihat ke arah Wulan. Beberapa orang kemudian menurunkan barang-barang dari truk. Wulan tersadar, hari ini hari pasar, dan ratusan orang akan berkumpul hanya beberapa meter darinya. Ratusan orang akan melihat dirinya telanjang bulat tanpa tertutup sehelai benang pun.

Kepala gadis itu terasa berputar, saat Ta berbisik di telinganya, “Rasakan akibatnya kalau kamu tidak mau jadi istriku! Sekarang semua orang tahu kamu sudah tidak perawan, dan semua orang juga sudah pernah melihat kamu tanpa pakaian!”
Perlahan gadis itu kembali terisak dan berpikir seandainya saja ia menerima menjadi istri Ta. Tamat

Rental Internet Favoritku

Cerita ini berdasarkan pengalaman saya sebenarnya, nama dan tempat juga sebenarnya. Kecuali nama hotel dan taksi tidak saya sebutkan sesuai kode etik. Nama saya Andi berasal dari keluarga sederhana, saya tiga bersaudara dan saya anak tertua dan kedua adik saya cewek semua dan keduanya sudah menikah dan ikut suami masing-masing ke surabaya dan malang. Saya tinggal bersama kedua orang tua saya yang pensiunan sebuah departeman di Lombok barat.

Wajah saya biasa saja tidak terlalu cakep, tinggi saya 160 cm dan berat 50 kg, kulit sawo matang dan saya pernah kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta mengambil ilmu komputer sampai tamat, tetapi sampai sekarang belum dapat pekerjaan yang tetap padahal umur saya sudah 33 tahun lho. Kerja saya sehari-hari sebagai free tour guide atau pengantar turis domestik bebas yang artinya tidak tetap mengantar turis nusantara karena kalau ada orderan tapi saya bukan gigolo lho.

*****

Pada tiga bulan yang lalu saya kedatangan tante saya yang bernama tante Ratna dan anaknya Deasy. Tante Ratna adalah adik ibu saya yang ketiga. Ia datang ke sini untuk menghadiri seminar mewakili perusahaanya dan sambil berlibur selama 10 hari dan mengajak anaknya Deasy. Deasy berumur kira-kira 20 tahun dan tinggi 170 cm dengan berat 55 dengan kulit lebih putih dari mamanya seperti kulit wanita tionghoa, mm.. Dan wajahnya serta dadanya padat yang kira-kira berukuran 38A sesuai dengan postur tubuhya layaknya penyanyi dangdut Nita Thalia.

“Oh ya des, kita mau kemana?”
“Saya mau kirim email Mas”
“Beres, saya jemput jam 08.15 ya, kita ke rental internet di mataram”

Deasy pada pagi itu memakai setelan kemeja lengan pendek dan rok span diatas lutut warna krem menambah seksi tubuhnya. Kemeja membalut payudaranya dengan ketat. Kapan saya mendapat kesempatan untuk menikmati tubuhnya.. Ah itu mustahil ya. Tapi kesempatan itu datang tiba-tiba di rental internet favorit saya.

“Hei.. Mas andi ngelamun aja, kita sudah sampai nich!”
“Oh.. Ya” jawab saya tergagap-gagap.

Saya arahkan Deasy untuk mengambil tempat di pojokan internet tersebut, siapa tahu ada kesempatan he.. He.. Soalnya di pojok tersebut tidak terlalu lebar dan biasanya kalau pagi sampai jam 11.25 masih sepi jadi kami duduk bisa berdekatan, saya mencium aroma wangi parfum Deasy.

“Mas tolong ambilkan disket saya yang jatuh”
“Mana Des..”
“Itu tuh dekat kakinya meja” jawab Deasy sambil terus mengetik emailnya.

Kemudian saya berjongkok untuk mencari disket itu, nah disketnya ketemu.. Tapi yang menarik saya bukan disketnya tapi kaki Deasy yang begitu putih dan mulus, terus lebih ke atas pahanya kelihatan separuh karena roknya yang pendek. Saya menarik nafas dalam-dalam, kontol saya mulai bangun nich, jadi sesak dech celana saya.

“Mas sudah ketemu belum disketnya!”
“Belum..” jawab saya sekenanya, padahal disket sudah di tangan, sambil menikmati paha yang begitu indah itu.

Tiba-tiba Deasy menggerakkan kakinya, mungkin karena pegal. Tapi yang membuat saya berdebar-debar dan melotot, rok Deasy yang tadi pahanya kelihatan setengah sekarang kelihatan sampai dalam termasuk celana dalamnya yang berwarna putih dan bergambar hati merah, sungguh pemandangan yang indah. Celana dalam itu kelihatan kembung dan.. Mmh.

“Ketemu Mas..”
“Sudah, nich” jawab saya karena nggak tahan, kontol ini sudah seperti mau keluar saja rasanya.
“Gimana Des”
“Tinggal dikit Mas ngetiknya”

Saya bergeser lebih dekat sambil tangan kiri saya merangkul bahunya sebelah kiri, semakin saya ingat celana dalamnya Deasy berwarna putih dan pahanya yang begitu mulus, saya semakin terangsang. Saya arahkan tangan saya untuk membelai payudaranya yang masih belum kencang.

“Jangan Mas..” sambil tanganya menepis tangan saya.

Saya turunkan kembali tangan kiri, kira-kira marah nggak ya Deasy. Pikir saya salah tingkah. Beberapa menit kemudian..

“Mas tolong dong pijatin bahunya Deasy, pegal nich”
“Beres..”
“Tapi jangan macam-macm lho”
“Nggak, Mas cuma satu macam kok he.. He..”

Sambil terus memijit, saya mencari kesempatan untuk mengulangi lagi, Deasy kelihatan sudah enjoy, dengan perlahan-lahan kedua tangan dari bahu merambat turun ke depan membelai payudaranya sambil saya mencium lehernya.

“Jangan Mas..” jawab Deasy sambil berusaha menyingkirkan tangan saya

Tapi sudah kepalang tanggung, tangan saya yang tadinya membelai kemudian meremas secara perlahan disertai dengan ciuman dan jilatan pada leher yang putih mulus itu. Kelihatan Deasy kegelian dan semakin lama semakin tidak konsentrasi lagi.

“Jang.. An.. Mas.. Geli”, tangannya tidak jadi menepis tangan saya, malah memegang kedua tangan saya.

Saya lepas tangan kanan kemudian meraba paha kanan dan berusaha menyelinap ke dalam rok spannya Deasy. Untuk beberapa saat saya teruskan ciuman saya ke pipi kemudian mulutnya dan tanggapannya diluar dugaan, Deasy melumat bibir saya dengan ganasnya dan lihai mempermainkan lidah. Kami berpagutan dan saling meremas. Kemudian saya buka kancing kemejanya dan bhnya yang berwarna merah jambu.

Setelah terbuka terpampang payudara yang tegak mengacung dan berwarna putih bersih harum, langsung saja saya jilat payudara sebelah kanan sambil meremas sebelah kiri, bergantian saya gigit putingnya, Deasy semakin melenguh dan mendesis serta semakin mendorong kepala saya lebih dalam menghisap payudaranya. Tangan saya semakin masuk ke dalam roknya dan saya berusaha memasukkan ke dalam celana dalamnya, kemudian saya usap-usap dan masukkan jari tangan ke dalam vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

“Ssh.. Mmh.. Shh.. Terus.. Mas” desah Deasy tak karuan sambil berusaha memasukkan tangannya ke dalam celana saya.

Saya tengok ke kanan ternyata persewaan internet itu masih kosong, maklum masih pagi, ini kesempatan buat saya nich. Saya buka celana jin, soalnya kontol sudah berdiri dari tadi kayak monas.

“Des kita ngentot disini ya..” tanya saya sambil membuka bhnya yang merah dan harum.
“Nanti dilihat orang lho Mas.. Ssh.. Mmh” katanya terengah-engah sambil terus mengocok-ngocok kontol saya dan membuat saya terangsang berat.
“Nggak dilihat orang kok Des.. Mas udah nyiapin kondom nich” seraya kutunjukkan kondom model sungut lele.
“I.. Ya.. Mas.. Tapi pelan-pelan ya.. Ssh..” katanya terengah-engah sambil jongkok dan mulai menghisap kontol saya perlahan dan semakin dalam dan cepat.
“Pe.. Lan.. Des” saya berusaha memelankan hisapan mulut Deasy yang tak cukup muat kontol saya.
“Gan.. Tian.. Ssh.. Mmh.. Mas” pinta Deasy sambil melepas kontol saya dan duduk.

Saya jongkok dan membuka celana dalam putihnya, saya jilat sekitar vagina dan bulu-bulu halusnya kemudian clitorisnya dan semakin dalam vagina sambil saya sodok dengan dua jari tangan keluar masuk. Beberapa menit kemudian cairan dalam vagina Deasy semakin banyak, tiba-tiba Deasy memegang dan menjepit kepala saya seraya memuncratkan cairan kental putih, saya kira Deasy sedang orgasme.

“Mas.. Ayo pasang kondomnya.. Masukkan Mas..” katanya menarik napas panjang.
“Iya.. Des.. Mas andi udah nggak tahan”

Lalu saya pasang kondom dan duduk dan Deasy saya pangku, saya memegang pinggang Deasy dan berusaha memasukkan kontol sambil dibimbing tangan kanan Deasy. Pertama-tama kesulitan masuk lubang vaginannya yang masih agak rapat, baru sodokan kelima masuk.

“Mas.. Pel.. An.. Mas..”
“Lagi.. Dikit Des” kata saya berusaha memasukkan lagi setengah kontol saya dan.. Bless.. Masuk seluruh kontol saya sampai mentok vagina Deasy.
“Aduh.. Sakit..” lenguh Deasy.

Kedua tangan saya pindah dari pinggang ke payudara Deasy sambil menggenjot keluar masuk kontol ke vagina Deasy, perlahan dan semakin cepat.

“Terus.. Mas.. Cepe.. Tan.. Ssh.. Msh..” Celoteh Deasy tidak karuan.

Saya teruskan genjotan kontol saya dan semakin cepat juga remasan pada payudaranya. Deasy juga membantu dengan membelai kontol saya yang keluar masuk semakin cepat. Clep.. Clep.. Begitu kira-kira bunyinya dan saya sudah tidak tahan lagi.

“Des Mas andi sudah mau keluar nich..”
“Tahan.. Sebe.. Tar.. Mas” kata Deasy memberi aba-aba
“Ya.. Sekarang Mas samaan sama Deasy”

Akhirnya saya peluk Deasy dengan erat dan saya sodok dengan cepat keluar masuk dan.. Crot crot keluar cairan putih saya dan Deasy secara bersamaan. Saya dan Deasy terkulai lemas, saya lihat Deasy tersenyum puas sambil sambil memakai kembali BH merahnya dan celana dalam putih bergambar hati.

Sejak saat kami sering ngentot bersama tanpa sepengetahuan tante saya. Sebelum kepulangannya, Deasy minta berenang di pemandian umum xx dan xx merupakan daerah wisata yang bagus plus hotelnya yang nyaman.

“Ma, Deasy mau renang nich, boleh khan?” kata Deasy manja pada mamanya.
“Boleh, asal pulangnya jangan kemalaman ya, soalnya besok kita udah pulang!”
“Beres..” kata Deasy sambil ngeloyor pergi.

Pagi itu Deasy saya antar ke kolam renang xx, Deasy membungkus tubuhnya dengan kaos kuning yang ketat model kaos gaul yang sampai memperlihatkan pusernya sekarang dan celana jeans yang bagian belakangnya menunjukkan celana dalam berwarna pink, mmh sungguh pemandangan yang segar, pembaca.

“Mas Deasy ganti baju dulu!”
“Mas andi ikutan dong..”
“Boleh aja, terserah Mas dech”

Wah ini kesempatan indehoy lagi nich, mumpung ada kesempatan. Kami langsung masuk kamar ganti pakaian dan pagi itu masih jarang pengunjungnya. Langsung saya peluk Deasy dari belakang sambil meremas payudaranya yang kenyal itu.

“Eh.. Mas.. Nakal.. Ah” seloroh Deasy manja sambil membuka celana jeansnya dan saya pun membuka pakaian saya dan celana hingga bugil. Deasy juga telah membuka sehingga tinggal celana dalam berwarna pink itu.
“Cepetan Mas nanti ada orang ganti baju lho”
“Ya.. Des sabar.. Mas pake kondom dulu..” kata saya sambil memasang kondom sungut lele tersebut.

Deasy sudah tidak sabar lagi kelihatannya, bibir saya langsung disergapnya dan dilumatnya dengan ganas. Saya juga mempermainkan ujung lidahnya sambil meremas-remas payudaranya dengan gemas. Kami berdua berciuman dan berpelukan lama sekali seperti ingin menghabiskan sisa waktu yang tersisa sebelum kepulangan Deasy ke malang bersama tante. Tiba-tiba Deasy melepaskan pelukannya.

“Mas sekarang masukin ya, Deasy sudah nggak tahan nich!” katanya ngos-ngosan sambil melepas celana dalamnya.

Saya membantunya dengan mengusap-ngusap dalam vaginanya dengan dua jari kemudian keluar masuk supaya vaginanya basah dan benar beberapa saat vaginanya Deasy sudah mulai basah.

“Ud.. Ah.. Mas.. Jan.. Ngan pake tangan lagi!” katanya sambil memegang kontol saya dan mengarahkannya ke vaginanya. Kami memakai gaya berdiri dan saya sodok Deasy hingga badanya menempel pada tembok.
“Ssh.. Ssh.. Mas.. Cepetan Mas..” tangannya merangkul saya dengan kuat.
“Des.. Enak.. Terus goyang..
“Kata saya sambil memegang pantat yang bahenol itu.

Sodokan demi sodokan saya lakukan dengan cepat dan itu membuat Deasy merintih-rintih dan meracau nggak karuan.

“Cepat.. Mas Deasy.. Mau.. Ke.. Luar”
“I.. Ya.. Des”, saya genjot lebih kuat dan beberapa kami berdua berpelukan dengan erat sambil memuntahkan cairan putih secara bersama-sama.
“Ah.. Enak gila rasanya.. Ya Mas” kata Deasy puas sambil mencium saya dengan lembut.
“Ya Des, Mas juga puas, kapan-kapan main ke Lombok lagi ya!”
“Beres Mas..”
“Salam sayang Mas Andi buat Deasy dan selamat jalan”.

*****

Buat pembaca wanita yang ingin jalan-jalan ke pulau Lombok bisa menghubungi saya via email, nanti saya antar kemana saja, pokoknya ditanggung senang dech. Saya biasanya ke rental internet membaca email hari Senin-Rabu, sekarang saya sedang mengantar dua wanita cantik dari Surabaya yang lesbi selama 5 hari dan kapan-kapan saya cerita lagi. Ini pengalaman asli tanpa tambahan dan karangan yang berlebihan lho.

Tamat

Selasa, 29 Desember 2009

dasar munafik

aku mengajak umi jalan-jalan,lalu aku pun meliht susu umi,, gairah akupun mulai bangkit tanpa pikir panjang aku membawanya ketempat sepi.,lalu aku ciumi pipi dan mulutnya
Sambil tetap berciuman aku lucuti jubahnya panjangnya, Umi..mahasiswi cantik ini tinggal jilbab yang menutup kepala dan pundaknya, BH dan CDnya aku buka .Juga kubuka bajuku sendiri dan celanaku sambil masih tetap berciuman. Begitu aku lepas BH yang berkop 36C, ciumannku begeser kebawah menjilat puting gadis berjilbab ini yang payudara kanan sudah mengeras tanganku kiri megang payudara kiri dan tangan kananku mengusap CD nya yang sudah lembab , basah pertanda Umi sudah terangsang berat. Sambil jilat puttingnya tanganku kanan kumasukan kedalam CDnya , terasa bulu-bulu halus dan sampailah pada kelentitnyayang sangat basah licin, kepalanya Umi dan jilbabnya goyang-goyang tidak karuan sambil merancau”Oh…oh.. Anto…geli disitu… oh….terus..terus…” posisiku tetap menjilat putingnya dan tangan kananku mengobel-ngobel mem*knya yang sudah basah dan aku lepaskan CDnya, sambil melirik kulihat vaginanya indah sekali dengan bulu-bulunya tidak terlalu lebat. Sambil aku merambat turun menjilatipayudara , terus perutnya sambil tanganku berubah megang kedua payudaranya, pelan-pelan lidahnya sampai ke vaginanya dan disitu terpampang pemandanganyang indah , itilnya yang kelihatan merah jambu dengan bau khasnya, aku mulai menjilat itilnya yang sudah terlihat membengkak.

Gerakan Umi sudah tidak karu-karuan kepalanya yang berjilbab geleng-geleng kenceng , tangan mencengkeram bantal yang satunya jambak rambut ku “ Anto… Anto… nikmat sekali disitu… aku gak tahaaaaan….aduh…. terus…. Terus yang cepat…..” semakin gerakannya liar semakin cepat gerakan jilatan lidahku di itilnya akhirnya…. “ Anto … aku gak tahaaaaaaan… aku keluuuuuuuar…” kepalaku dijepit kuat kuat oelh pahanya sambil diangkat-angktnya, Umi sudah mencapai orgasmenya…. Perlahan-lahan kepalaku naik lagi sambil menyingkap jilbabnyayang menutupi pemandangan kearah payudaranya dan aku cium dan jilat putingnya dia mulai tenang dan senyum “ Luar biasa Anto… hebat kamu.. baru kali ini aku merasakannya… terima kasih ya…” sambil keatas kucium lagi bibirnya dan aku bisikan “ Aku belum…” sambil nyubit pantatku mahasiswi berjilbab ini tersenyum cantik sekali.

Perlahan-lahan penisku ambil posisi, dituntunnya penisku menuju vaginanya “ Besar sekali punyamu….keras lagi..” sambil senyum , pemandanganyang begitu indah senyuman wajahnya yang masih berjilbab tampak semakin cantik dan menggairahkan ” pelan…pelan ya…. Karena ini baru yang kedua bagiku….” Benar aja walaupun sudah dituntun tangannya tetap aja penisku baru kepalanya / topinya yang masuk , sambil gadis jilbab ini memejamkan matanya dibantunya memasukan penisku di vaginanya, masuk sepertiganya “ Pelan-pelan ya…” berciuman dan matanya terpejam terlihat dia sedang menikmati masuknya perlahan-lahan penisku di vaginanya. Begitu sudah dua pertiganya aku agak dorong agak keras,dan bleees …matanya terbelalak “AAAAhhhhh…!!!” Mata Umi terpejam, ia menggigit bibir bawahnya Aku diam sejenak mengamati perubahan expresi wajah gadis berjilbab ini Sedetik..dua detik…matanya terbuka,dan senyumannyayang cantik mengembang.Luar biasa…wajahnya yang berjilbab semakin cantik saja menikmati kemaluanku yang memenuhi lubang mem*knya.Aku mulai mendorong maju mundur awalnya perlahan-perlahan, terus dia mulai pantatnya digoyangkan”Aduh… mem*kmu lembut sekali Umi…” dia nyubit pantatku “Ayo… goyang agak kencengan…..” ‘Ah.. ah.. ah terus Anto terus … lagi.. kenceng lagi… aduh terasa mentok nich… terus…….nikamt sekaaali… hayo” goyangan pantatnya mulai tidak teratur , kakinyajuga kepala yang berjilbab menggeleng-geleng semakin menggairahkan …”

Anto… aku gak taaahaaan lagi… nich…. Hayo…” tangannya menjambak rambutku “ Tunggu sayang … aku juga mau keluar… kita bareng aja ya….” Celotehku… “ dikeluarin dimana?” tanyaku “ Aduh…aduh jangan dicabut… genjot yang kenceng lagi… aduh… mentok banget….keluarin di dalam aja… aduh… ayo… aku gak tahannn… mau sampek” aku genjot semakin kenceng dan lahar putih sudah diubun-ubun” Aku mau keluuuuar Umi….” “ Ayooooo … akujuga ….. ah… ah…. Aku sampeeeeeeeek…. Eh… uh….” Spermaku nyemprot empat kali…. Umi masih aja goyangin pantatnya…..begitu melek matanya tersenyum manis sekali dengan wajahnya masih berjilbab dan mengelus-elus rambutku… “Anto … gila ini kita koq bisa melakukan hal seperti ini….apapun makasih ya…” penisku mulai lunglai dan perlahan lahan akan aku tarik dari vaginanya, tiba-tiba… “ jangan dilepas dulu…. Biarin didalam aja….” Rupanya dia sedang menikmati proses mengecilnya penis di dalam vaginanya… dan begitu aku tarik…. …. “ah….” Gadis berjilbab ini tersenyum indah…..wajahnya cantik berseri nampak sangat bahagia terlihat dibalikjilbab yang dikenakannya

cerita gila

“ emangnya gua takut , sama eloe , biar eloe anak orang kaya gua gak takut “ kata anak muda berseragam putih abu abu itu . Tiba tiba , satu pukulan telak mendarat di pelisisnya , anak muda itu terjatuh , tapi dia tak mengalah , kakinya segera balas menendang .

Dua orang temannya langsung mengeroyok pemuda itu . Saat itu keamanan sekolah datang , dua orang di antaranya , kabur . dan satpam melerai perkelahian itu . Mereka berdua di bawa ke kantor kepala sekolah .

“ Tommy , Tommy lagi lagi kamu , mau jadi apa sih kamu ?” kata kepala sekolah itu .

“ dia yang mengejek saya dulu pak “ kata Tommy . Kepala sekolah itu melihat anak cowok yang satu itu . “ siapa nama kamu ?’ tanya kepala sekolah .

“ Hendra , pak “ jawabnya . “ kalian tahu kan , di sekolah ini di larang keras berkelahi “ kata kepala sekolah itu lagi . Kedua murid itu menjawab “ ngerti , pak “ .

“ sekarang , masing masing advance up seratus kali , ayo kamu dulu Hendra “ kata kepala sekolah itu . Hendra pun mulai melakun advance up . Sedang Tommy berdiri melihatnya Setelah hitungan ke 80 , Hendra tak kuat lagi . “ ok sudah , jangan coba coba berkelahi lagi yah , kamu balik ke kelas , dan kamuTommy ayo kamu advance up “ kata kepala sekolah itu .

Tommy pun mulai , advance up “ satu , dua ..” . Ketika Henrda sudah keluar dari ruangan kepala sekolah , Tommy berdiri , lalu berjalan ke daybed . Dia duduk di daybed panjang di ruang kepala sekolah itu . Menyalakan rokok dan menghisap rokok itu.

“ memang tuh anak ngapain eloe sih , sampe eloe gebukin “ kata kepala sekolah itu .

“ ah , ceweknya gua godain , dia ngak seneng , ngatain gua sok kaya , belagu “ jawab Tommy .

“ Tommy , Tommy , emang , k-o-n-t-o-l eloe gak bisa liat jidat mulus yah , udah berapa banyak , eloe perawanin murid murid gua , masih gak puas ..” kata kepala sekolah itu tertawa tawa . “ ah , sama , kayak eloe engak aja ..” jawab Tommy .

Tiba tiba pintu ruang kepala sekolah itu terbuka , dan masuklah , seorang gadis berseragam SMU , yang cantik rambutnya pirang sebahu , dan pakaiannya pun adult . Dia duduk di samping Tommy “ eloe berantem yah , kenapa ?” tanyanya .

“ biasa , Rin kalau gak soal kalah balapan , yah soal cewek “ kata Kepsek itu . “ ah udah deh , gua lagi BT nih “ kata Tommy yang langsung meninggalkan ruang kepsek itu . Rini berjalan ke pintu , lalu mengunci pintu . “ pak authority , saya mau tanya kalau m-e-m-e-k saya tiba tiba basah itu kenapa yah “ kata Rini dengan aught genit .

“ ha ha ha , ada dua kemungkinan , satu , m-e-m-e-k eleo lagi gatel , dua , eloe lagi butuh uang “ jawab kepsek itu . “ ah , pakauthority jahat ih “ kata Rini dengan manja dan memeluk kepala sekolah itu .

Kemudian mereka berjalan ke daybed , kepala sekolah itu duduk di daybed , sedang Rini berdiri di hapadannya . Rini perlahan mengangkat rok mininya , memperlihatkan ke mulusan paha putihnya , yang di ujung pangkalnya tertutup celana dalam hitamnya .

“ pak authority , coba di periksa pak “ kata Rini tertawa dengan genitnya . Jari kepala sekolah itu langsung merabai selangkangan celana dalamnya . Tubuh Rini mengelijing “ oh , iyah di situ pak , yah di situ aduh enak terus pakauthority “ katanya menceracau .

Jari jari itu terus bermain di selangkangan Rini , nafsu ABG ini terus meningkat . Dia pun perlahan membuka celana dalamnya , menujukan celana dalam itu pada kepsek itu

“ lihat nih , basahkan pak authority “ katanya , lalu dia duduk , membuka lebar kakinya , memperlihatkan vaginanya yang basah dengan bulu bulu halus di bukit vaginanya .

“ pak , jilatin bell , lagi pengin nih “ katanya lagi . Kepala sekolah itu pun menjilati vagina muridnya , membuat tubuh Rini mengelijing , menikmati sentuhan lidah gurunya di klitorisnya . “ Ohh , enak.. enakk “ desah Rini .

Jarinya juga memasuki liang sagama Rini , bergerak bergetar , membuat Rini mendesah desah . Di tambah rangsangan di klitorisnya , jari jari gurunya , bekerja lebih cepat . juga lidahnya , yang terus membuat klitorisnya membesar .

Rini tak bisa menahan , tubuh ABG ini mengejang . “ ohh aku keluar “ jeritnya .

Kepala sekola itu , membuka celananya dan penis besar dan hitamnya mencuat keluar . Penis yang sudah ngacung tegang , itu di dekatkan ke wajah Rini . “ eh , ngak mau , saya kan gak lagi butuh duit , masukin aja ke m-e-m-e-k “kata Rini . Kepala sekolah itu tersenyum .

Tangannya membuka beberapa kancing baju seragamnya , menyingkap bra hitam Rini ke atas , meremas remas dengan lembut buah dada Riniyang montok . Lidahnya menjilati putting susu Rini . “ ohh , udah pak authority , Rini mau di e-n-t-o-t aja “ katanya .

Penis besarnya itu perlahan di gesek ke selangkangan Rini . Tubuh Reni pun mengelijing ke gelian “ ohhh , masukin aja ..” . Kepala penis itu mulai melesak masuk . Sepertinya vagina Riniyang baru berumur 17 tahun sudah terbiasa dengan penis besar . Penis itu masuk dengan mudah , membuat mulut cantik gadis itu mendesah .

Penis itu bergerak , keluar masuk , menekan , memberi kenimatan bagi ABG ini . Kepala sekolah itu pun begitu menikmati vaginanya . Matanya terpejam , dan dia mendengus nafsu . Goyangannya terus menjadi cheat , membuat Rini makin mengerang nikmat .

“ ohh , terus pak authority , terus saya hampir keluar nih ..” begitu erang Rini , yang sangat membuat kepsek itu bernafsu . Hampir lima belas menit , kepsek itu memblender vagina Rini , sampai Rini mendapat orgasmenya ,yang di ikuti gurunya .

Mereka kelelahan , dengan tissue , kepala sekolah itu melap sperma yang mengalir keluar dari vagina Rini . Mereka pun berciuman .

Setelah merapikan pakaiannya , Rini kembali mencium gurunya , “ sudah yah pak authority , Rini mau belajar dulu yah “ katanya dengan centil .

Kepala sekolah itu masih , melihat pinggul Rini yang bergoyang , gadis SMU yang cantik dan adult itu berjalan meninggalkan ruangannya.

Kepala sekolah itu , duduk kembali di bangku kerjanya . Tangan memutar mutar sebuah ballpoint , matanya menatap langit langit ruangannya . Terdengan pintu ruanganya di ketuk . “ yah , masuk “kata kepsek itu . “ oh , bu Hilda , ada apa bu “ tanya kepsek itu .

“ begini pak Karta , Rini , murid kelas 2 itu , tadi masuk kelas terlambat setengah jam , dia berkata , dia di panggil menghadap bapak , apa benar pak ? “ tanya bu Hilda .

“ masalah itu , itu benar , saya memanggil dia kemari “ jawab kepsek yang bernama Karta itu .

Bu Hilda mengerutkan dahi , lalu dia berkata lagi “ maaf , apa bapak tahu kelakuan dia ? “ . “ kelakuan ? maksud bu Hilda “ tanya pak Karta . “ Rini ini , sepertinya dia nakal pak , di kelas juga susah di atur , kelakuannya buruk , mirip mirip.. “ bu Hilda menghentikankata katanya . Yang di teruskan pak Karta “ pelacur “ .

Bu Hilda menatap pak Karta . “ saya bisa maklum , bu Hilda authority baru disini , ada beberapa murid yang seperti Rini “ kata pak Karta . Bu Hilda terdiam , dia sepertinya

bingung . “ murid pria yang bernama Tommy , Boy , dan Alex , jangan di ganggu , murid wanitanya Rini dan Sisca , juga jangan di ganggu “ kata pak Karta .

Bu Hilda sepertinya kaget ,mendengar apa yang di ucapkan pak Karta . “ mengapa harus demikian , pak Karta , kita ini pendidik , kita berkewajiban memdidik mereka “ .

“ kita pekerja bu Hilda , menjadi pendidik itu profesi yang kita pilih , dengan tujuan mendapatkan gaji , uang “ kata pak Karta . “ yah , tapi kita di gaji untuk mendidik “ bantah bu Hilda .

“ Tommy , Boy dan Alex , mereka adalah pemilik sekolah ini , orang tua mereka berpatungan mendirikan sekolah ini , saya tidak mau kehilangan pekerjaan saya , gaji saya besar disini “ terang pak Karta . “ orang pandai , harus bisa mengikut arus , jangan melawan arus “ begitu nasehat pak Karta pada bu Hilda , authority muda yang berwajah ayu ini .

Bu Hilda , tampaknya kurang puas dengan jawaban pak Karta , “ baiklah pak , saya permisi “ . Kembali pak Karta duduk bermalas malasnya di kursi kebesaranya .

Jam istirahat tiba , terlihat dua ABG centil itu berjalan ke kantin . Mereka duduk memesan dua botol minuman bersoda . Ada seorang murid cewek lain yang duduk sendiri , sambil meminum es teh . Dia memakan bekal yang di bawa dari rumah .

Beberapa teman temannya , yang juga datang , lalu mengejeknya . “ eh lihat nih , ada anak gembel , kacian deh , makan aja bawa dari rumah , pantes aja uang sekolahnya belum bayar “ . Mereka dengan keji mengejek temanya yang miskin itu .

Sisca yang tak tahan kupingnya menghapiri tiga anak gadis yang sedang mengejek temannya itu . “ eh , pecun , eloe gak punya gawe yah , orang lagi makan di ledekin “ bentak Sisca . Seorang dari cewek itu , melotot pada Sisca , “ eloe tuh yang perek “ katanya sewot . Tangan Sisca , melayang mendarat di pipinya “ eleo anak baru , eloe belum kenal gua siapa yah “ .

Temannya segera menarik tangan temanya , mengajaknya pergi dari situ , tapi cewek yang telah merasakan tamparan Sisca , tampaknya masih dendam , matanya terus melotot pada Sisca yang akhirnya dia juga pergi .

Sisca kembali pada tempatnya . “ ngapain sih eloe , ikut campur urusan orang , getel loe yah “ kata Rini . “ sebel gua , belagu banget tuh perek perek “ katanya . Rini cuma tersenyum . Anak ABG yang merasa di tolong menghapiri mereka “ kakak , maaf yah , merepotkan “ katanya .

“ ah , gak apa apa koq , nama eloe siapa ?” kata Sisca . “ Rika “ jawabnya singkat . “ oh , emang benar eloe belum bayar uang sekolah “ kata Sisca lagi . Rika mengangguk . “ belum di kasih sama ancestor saya , belum punya uang “ katanya .

“ loh , emang eloe gak tahu , di sini apa apa juga mahal , jajan mahal , uang sekolah juga mahal..“ kata Sisca . “ Saya dapet beasiswa , dari sekolah saya yang dulu “ katanya .

“ wah , berarti eloe pinter yah “ kata Sisca . Rika hanya tersenyum. “ hmm , hidup itu mudah , apa lagi eleo punya tampang , gua juga anak orang susah , tapi asal eleo bisa bergaul , eloe gak bakalan di hina , eloe bisa punya duit banyak “ kata Sisca .

“ maksud kakak , bergaul bagaimana “ tanya Rika penasaran .

“ yah , asal eloe mau ja.. “ kata kata Sisca terpotong , Rini menginjak kakinya . “ udah Rika , ini gua pinjemin eleo duit “ kata Rini sambil memberinya 5 lembar uang lima puluh ribuan . Dengan agak ragu Rika menerima uang itu . “ terima kasih kak , tapi saya tak tahu kapan bisa bayarnya “ kata Rika .

“ kalau ada eloe bayar , kalau gak ada yah udah , gak usah di pikirkan “ kata Rini . Rika tersenyum “ kak , maksud kakak tadi , bagaimana supaya saya tidak di hina lagi , supaya saya bisa punya duit , gimana kak ?” tanya Rika penasaran .

Rini dan Sisca saling berpandangan . >>>

Seorang murid tampak berjalan menaiki tangga yang menuju lantai dua . Kakinya melangkah , melewati anak tangga itu satu persatu . Dia mengetuk pintu ruang kepala sekolah . “ ya masuk “ terdengar suara yang mempersilakan dirinya masuk .

“ selamat abscessed pak , bapak memanggil saya “ katanya . Pak Karta melihat sosok gadis ABG yang cantik ini . Langsing berkulit putih , tak heran Tommy terpincut . “ kamu yang bernama Lina “ tanya pak Karta yang sedang memegang sebuah kamera agenda . “ yah , pak saya Lina .“ jawabnya .

“ begini Lina , saya dengar kamu sudah punya pacar yang bernama Hendra yah “kata Pak Karta . Lina tersipu “ cuma , teman pak “ jawabnya malu malu . “ ok , tak masalah , tapi saya dengar , kamu berciuman di WC sekolah , dan ada beberapa murid yang melihatnya , ini contoh yang tak baik “ kata pak Karta .

“ ha , tidak pernah pak , saya tidak pernah , sumpah “ kata Lina . “ tapi ada saksi koq “ kata pak Karta .

Dalam ruangan kantor pak Karta , ada sebuah pintu yang di samarkan , sepintas pintu itu seperti dinding , karena berwarna putih sama dengan warna dinding . Di balik pintu itu ada ruang besar , yang berisi , ranjang , televisi , kulkas , bahkan kamar mandi . Hampir mirip dengan kamar auberge . Ruangan ini mamang sengaja di buat oleh Tommy .

Dari dalam ruangan itu Tommy muncul “ yah benar , saya lihat sendiri , dia bermesraan dengan pacarnya “ . “ ha , Tommy , itu fitnah , sumpah pak saya tak pernah melakukan hal itu “ kata Lina panik . “ Lina ini masalah serius , jangan berbohong “ kata pak Karta.

“ Benar pak , bahkan ada beberapa , yang melihat dia , berzina di WC pada jam pelajar “ kata Tommy lagi . “ ya ***** , sumpah pak demi ***** , saya tak pernah “katanya .

“ kalau begitu eloe masih perawan bell “ kata Tommy . “ yah , tentu saja saya perawan “ kata Lina . “ sudah , sudah kalian jangan ribut , kalau begitu , kenapa tidak di buktikan saja , kalau kamu masih perawan Lina “ kata pak Karta .

Seperti yang mereka rencanakan , tiba tiba Tommy memeluk Lina , Dengan di bantu Boy dan Alex , tubuh Lina dengan mudah dibawanya ke ruang rahasianya . Pak Karta pun mengikutinya dengan camera digitalnya siap dibidikkan .

Lina menjerit jerit , tapi ruang itu telah di rancang kedap suara . Dangan mudah ketiga cowok itu mempreteli pakaian seragam Lina . Satu persatu pakaiannya lepas . baju seragamnya , rok abu abunya , bra nya yang berwarna blush . Semua itu tak luput dari jepretan kamera agenda pak Karta ( jangan minta , fotonya untuk di postkan di DS yah)

No Where To Run , kata kata ini pas buat Lina , yang sudah terpojok.

Kini , kedua tangan Lina tak cukup untuk menutupi bidang tubuhnya yang terbuka . Lina menutup buah dadanya yang ramun , tangan tangan mereka memainkan selangkangan celana dalamnya yang berwarna blush . Jika tangan Lina menutupi selangkangannya , tangan mereka meremas buah dadanya.

Hanya derai air mata , meminta para srigala lapar ini menghentikan ke giatannya . mereka tertawa tawa , semakin Lina menjerit , mereka makin kegirangan . Sampai mereka benar benar puas , Lina pun di giring dan di rabahkan di ranjang .

Dengan memegang tangan kirinya , buah dada kirinya di sedot oleh Boy . sedangkan Alex menikmati susu kanannya . Tommy yang memang kepincut dengan Lina Asik menciumi selangkangan celana dalam Lina . Pak Karta bagai seorang fotografer , terus menjepret moment moment itu . teriakan Lina , hanya membuat mereka semakin bernafsu . Lidah Boy dan Alex , terus menerus menjilati putting susunya , juga leher dan wajahnya . Lina tersedu “ hentikan kaliaan b-a-j-i-n-g-a-n “ .

Tommy pun mulai melepas celana dalamnya . Mata Tommy menikmati vagina Lina , yang terbuka , dengan bulu bulu yang baru saja tumbuh . jarinya membelah bibir vagina Lina , sekali lagi mencium balm sexulitas dari vagina Lina , lalu menjilat klitorisnya , yang membuat Lina mengeram .

“ ohh , hentikan .. stop.. hentikan “ jeritnya . Lidah Tommy , begitu cekatan menjilati vagina Lina . “ Lina , kamu tak bisa berbuat apa apa , kamu gadis yang pandai , lebih baik kamu menerimanya ..” kata pak Karta .

Jari jari Tommy juga bermain di liangnya , lidahnya terus menjilati klitorisnya . Entah karena kata kata pak Karta , atau apa , tapi Lina sepertinya juga menikmati , lendirnya mulai merembes keluar dari liang vaginanya .

Alex yang sudah bosen memainkan buah dadanya berkata “ Tom , gantian gua juga mau jilatin m-e-m-e-k nya “ . Tommy pun minggir , lalu berganti tempat , sekarang dia membelai belai rambut Lina “ enak gak , jilatan gua sayang “ .

Alex pun juga piawai dalam soal jilat menjilat . Lina sepertinya mulai hot . Tubuhnya mengelijing , seperti dia menerima kenikmatan tiga cowok ini . Tommy terus meremas remas buah dada Lina , menjilati putting .

“ Lina , sayang , sekarang kita buktikan apa eloe masih benar benar abstinent “ kata Tommy Lina bergidik “ jangan lakukan ini , tolong saya masih perawan , sumpah “ .

Tommy mulai melepas pakaiannya . “ eh , koq eloe sih , gua juga bisa ngebuktiin kalo dia masih perawan apa kagak “ kata Alex . “ iyah gua dulu aja “ kata Boy .

“ hei , eloe orang kayak kaga pernah ngerasain perawan aja , pada berebut “ kata pak Karta . “ ayo , Lina eloe pilih aja , eloe mau di e-n-t-o-t sama siapa dulu “ kata pak Karta lagi .

Lina tersedu sedu ,” tolong pak , jangan lakukan ini , saya mohon “ . “ yah sudah , Lina gak bisa milih , ayo eloe orang gambreng aja “ kata pak Karta sambil tertawa .

Mereka tertawa tawa “ hom pim pa “ kata mereka bareng . “ ha ha ha , gua menang gua dulu “ kata Boy . Boy dengan cepat membuka seluruh pakaiannya . Dia menghapiri Lina . Lina bergerak menjauh . Tommy , serta Alex segera memegang tubuh Lina . mereka membantu sahabatnya . Kaki kirinya di angkat dan di lebarkan oleh Tommy , begitu juga kaki kanannya , di lebarkan Alex .

Kepala penis Boy telah mengesek gesek bibir vagina Lina . “ hentikan jangan , jangan “ jerit Lina , sambil meronta . Boy menekan masuk penisnya sedikit demi sedikit . Lina mengigit bibirnya . Penis itu terus terdorong memasuki liang suci Lina .

Mendesak kesuciannya hilang . Lina menjerit lirih “ sakitt…. “ . Penis itu terus masuk , lalu Boy manarik keluar sedikit , menekan habis . “ aduhh .. sakit hentikan “ jerit Lina

Boy terus melakukan itu menarik pelan pelan lalu mendorongnya kuat kuat . Membuat lina menjerit jerit .

Perlahan Boy menarik batang penisnya hingga terlepas dari jepitan vagina Lina . “ Ha ha ha , Lina eleo memang perawan , ha ha ha “ kata Boy setelah melihat noda darah yang terlihat di penisnya , dan di vagina Lina .

Sekarang Boy memperkosanya dengan nafsu . Penis itu bergoyang maju dan mundur . dengan cepat . Tubuh Lina , mengerang dan mengejang . Pak Karta melihatnya memfotonya , sambil meraba raba selangkangannya sendiri .

Lina terus di dera sakit dan perih di vaginanya , sampai Boy ejakulasi , melepas spermanya di rahim Lina . Lina menjerit lagi “ b-a-j-i-n-g-a-n “ .

Tommy sudah siap dengan penisnya yang berdiri tegak . Tubuh Lina , sudah malas untuk meronta , dia memilih pasrah . Hanya air mata yang terus berderai , membasahi pipinya .

Penis Tommy juga merasakan vagina Lina . mendorong dorong , dengan penuh nafsu .

Alex tak tahan , dia membuka celananya , dan penisnya itu di arahkan ke mulut Lina . Lina mengatup mulutnya rapat rapat . Alex terus menempelkan kepala penisnya di bibir Lina , kepala Lina bergerak , berlawanan arah dengan penis Alex. .

Penis Tommy yang masih terus merodok rodok vagina Lina , memberi rasa sakit pada tubuh Lina . Begitu juga kepala penis Alex , memberinya rasa jijik .

Cukup absolutist Tommy memperkosa , vagina Lina , sampai Tommy juga menyembur sperma panasnya dalam rahim Lina . Alex langsung mengambil posisi . Lina kembali mengiba “ cukup , saya sakit sekali tolong hentikan “ .

“ok sayang eleo boleh pilih , mau isep k-o-n-t-o-l-gua , apa m-e-m-e-k- eloe yang gua rodok ? “ . Lina tak bisa menjawab . Penis Alex segera merodok vaginanya . Lina kembali menjerit kesakitan . Liang vaginanya seperti di koyak koyak . Memar dan membengkak . Tapi Alex tak peduli , nafsunya terlalu tinggi untuk di rem .

Penis Alex , terus mendorong , vagina Lina . Untung saja liang vagina Lina telah banjir dengar sperma Tommy dan Boy , jika tidak akan membuat dia lebih menderita.

Setelah penisnya cukup puas , dan melepas spermanya , Alex pun lemas . Mereka bertiga tampak puas , memandang tubuh Lina yang cantik tergolek kesakitan . Tubuh Lina terlihat mengejang sekali sekali .

Pak Karta , memberikan camera digitalnya pada Tommy , lalu membuka celananya . Tentu saja penisnya batten besar . Lina hanya bisa memandang ngeri dengan penis gurunya itu . “ sayang , gua kasih eleo kesempatan , mo isep apa gua e-n-t-o-t ?”

Pak Karta mendekatkan penisnya ke mulut Lina . Perlahan Lina membuka mulutnya . Penis besar pak Karta pun masuk kemulutnya . Dengan memegang kepalanya , pak Karta memperkosa mulut Lina dengan nafsu . Tommy pun berganti menjadi fotografer . Mengambil gambar , amative itu .

Pak Karta terus melenguh , merasakan nikmat mulut muridnya . Kadang menekan habis batang kemaluannya hingga mentok di kerongkongan Lina , yang membuat Lina tersedak. Pak Karta terus bergerak , mendorong batang kemaluanya hingga mentok , dia mendiamkan penisnya , melenguh “ ohhh , gila … “ . Spermanya pun keluar ,berebut memasuki kerongkongan Lina .

Setelah penis itu lepas dari mulutnya Lina terbatuk batuk , dia berusaha memuntahkan spermanya dari tengorokkannya . Mereka tertawa , tawa .

Pak Karta memberinya tisue , “ bersihakan m-e-m-e-k eloe “ katanya . Dan Lina segera melap sisa sisa sperma di vagina dan mulutnya segera memakai pakaiannya .

“ Lina sayang , sekarang eleo punya dua pilihan , keluar dari sekolah ini , atau tetap di sini menjadi perek , melapor polisi bukan pilihan yang bijaksana , foto foto eloe akan membuat eloe dan keluarga eloe malu seumur hidup “ kata pak Karta tertawa , disambut tawa murid murid cowok itu .

Lina hanya bisa menangis terisak , isak .

“ tapi kalau eloe mau jadi perek di sini eloe akan , menerima kenikmatan , juga eleo akan gua kasih duit , pokoknya eloe akan senang “ kata Tommy lagi .

Tommy membuka pintu , membawa Lina keluar . Lina berjalan agak ngengkang , karena kemaluanya sakit . “ ingat yah , lupakan polisi , pilihan eloe cuma tetap di sekolah ini dan jadi perek kita kita, atau keluar dari sekolah ini , ingat foto foto eloe “ .

Mereka berempat saling berpandangan satu sama lain . “ ha.. ha ha “ tawa mereka keras Tos dulu bell , kata Tommy lalu mereka saling tos . “ Udah yuk jalan yuk , “ kata Tommy . “ he he he , mau kemana kita “ kata pak Karta .

Lalu mereka berempat berjalan . Tiga orang murid dengan seorang authority , yang gila sex .

wah