Cari Blog Ini

Powered By Blogger

hiiiiii

Selasa, 29 Desember 2009

ngentot

Hari sudah sore ketika aku tiba disebuah terminal disalah satu kota.Hari ini aku akan pergi keluar kota untuk memperbaiki sebuah mesin penggilingan padi milik seorang konsumen.Pagi itu aku hanya memakai celana pendek yang lumayan besar.Aku segaja memakainya agar gampang bekerja sesampainya disana.

Aku adalah seorang montir disebuah bengkel khusus alat alat pertanian.Aku adalah seorang sarjana teknik dari sebuah universitas ternama.Aku menerima pekerjaan ini karena sesuai dengan yang aku inginkan.Aku diberi kebebasan oleh pemilik bengkel untuk mengelolah bengkel tersebut.sehingga aku merasa kalo bengkel ini adalah punyaku,dan aku berusaha untuk mengembangkannya menjadiyang terbaik.

Dengan susah payah aku mencri loket bus yang aku inginkan.setelah dapat akupun membelinya dan membayar sesuai dengan harga yangtertera di karcis tersebut.Perjuanganku belum terhenti sampai disitu,ternyata bisnya baru berangkat,dan yang mengantikan belum datang.Akupun duduk menunggu. Asap bus benar-benar menyesakkan. Aku merasakan diriku sesak napas. dari dulu memang aku tidak pernah suka keramaian dan kesesakan dikota ini.

Ketika menunggu bis itu aku melihat para calon penumpang yang akan membeli tiket.Dan tanpa sengaja aku melihat seorang wanita sedang mengendong seorang anak,dan menarik koper yang lumayan besar.Dia kelihatannya kelelahan denga bawaannya tersebut.kemudian datanglah seorang pria menghampirinya,pria tersebut membawa koper besar tersebut.Dan duduk tepat didepan kursi yang aku duduki.setelah aku perhatikan,ternyata si ibu itu seorang wanita yang manis.sebuah lesung pipi menghiasi pipi kiri dan kanannya.Kulitnya lumayan bersih,kuning langsat,dan rambutnya yang panjang itu diikatnya dengan sebuah ikat rambut warna pink.Dan harum tubuhnya sungguh enak dihidung.

Tak lama kemudian bis itu datang juga.Aku bergegas naik. aku mencari kursi ku nomor 14A. dua tempat duduk. Aku sengaja mencari tempat duduk persis di bawah AC. Biar bisa tidur lelap. Aku segera menutup mata. Mengurangi kebisingan akibat lalu lalang orang mencari tempat duduk.

“Mas, mas, maaf …,” ada suara merdu rupanya. Aku membuka mataku.Ternyata wanita tadi.akupun menjawab “ada apa ya bu??”.”Maaf, apa boleh tukeran sama suami saya? Suami saya dapat tiket tempat duduk di depan kursi simas. Soalnya beli tiketnya baru aja tadi.”Aku melihat ibu yang menyapa tadi. Kemudian melihat suaminya yang tersenyum mengangguk kepadaku didepan kursi kami, menggendong anak yang kira-kira berusia 5 tahun.

“Aduh, bu, maaf, bukannya saya tidak mau, cuman memang saya sengaja memilih tempat di bawah AC ini bu. Maaf ya bu,” jawabku agak keberatan. Bukannya apa-apa, tapi aku paling tidak suka diganggu dengan masalahorang yang telat membeli tiket seperti pasangan ini.dan aku berikan seribu alasan,karena tempat duduk ini adalah yang ideal.selain letaknya paling belakang paling ujung.Dibelakang kursiku adalah toilet,disamping kursi ini telah ditempati sebuah paket yang telah duluan dimasukin kedalam.

akhirnyany si ibupun mengalah,dengan cemberut ibu itu berkata. “Ya sudahlah pa, kita ngalah aja. Aku duduk di sampingnya mas ini aja.”

Langsung saja otak ku jadi otak mesum.Soal na ada seorang wanita yang menurutku anggun,cantik dan ayu duduk disampingku tanpa ada pemisahnya. Seakan akan dunia ini sekarang berubah menjadi milikku.Tanpa ada penghuni lain,karena aku merasa sangat beruntung.aku tidak perduli kalo wanitayang duduk disampingku ini telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang telah berusia sekitar 5 tahun.

Hujan mulai turun,tapi tidak terlalu deras.cukup untuk membuat orang yang berada didalam bus ini menjadi mengantuk.saat itu kami baru masuk jalan tol.dan hujan itupun turun dengan derasnya.bis kami melaju dengan pelan karena sore itu jalan tol lagi macet.

sekitar 1 jam kemudian,Kendaraan mulai menderu, bertambah cepat. Kulihat tebaran warna hijau ditimpali air hujan yang begitu deras di sebelah kiri jalan tol. Suara air hujan menderu keras sekali di atas atap. Orang-orang sudah tertidur,mungkin karena kecapain atau karena memang cuaca yang mendukung.

Aku memandang ke samping. Ibu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya,dan terlihat sekali kali dia bercanda dengan anaknya.suaminya juga ikut menemani istrinya memberi makan si anak.akupun tertarik bergabung karena melihat kelucuan si anak dan ayunya ibunya.sesekali aku ikut menggoda si anak.Tampaknya keluarga itu menerima aku.sesekali kami tertawa dengan kecil melihat kelakuan si anak,sementarayang lain terlihat sudah terlelap dialam bawah mimpi masing masing.

Setelah selesai memberi makan,si ibu itupun bersih bersih,menganti baju anaknya yang kotor karena makan tadi,kemudian memakaikan jaket buat anaknya.sambil anaknya dipangku,dia menidurkan anaknya,dan suaminya membantu dengan bernyanyi kecil.karena tidak ingin menganggu,aku biarkan suami istri itu menidurkan anak mereka.tak lama kemudian si anak pun tertidur.suaminya pun kini telah duduk ditempat duduknya.membiarkan istrinyayang memangku anaknya yang sedang tertidur.

Lampu bus itupun dimatikan setelah kernet busnya pindah kedepan menemani sopir bus itu.suasanapun menjadi sunyi.diganti dengan suara alunan musikyang dari speaker yang distel tidak terlalu keras.musik itu seakan membawa para penumpang kemimpi yang lebih dalam

aku terbangun karena merasa kedinginan.ternyata jaketku terjatuh kebawah.Aku melirik jamku. Jam 9 malam.aku pun mengambilnya.aku memandangiorang yang didalam bus itu.Semua orang tampaknya sudah terlelap. Tidak terkecuali ibu dan anak di sampingku. Bus tadi baru saja berhenti di tempat makan. Orang-orang makan malam dan ke belakang. Pasti mereka kekenyangan, dan acara yang paling menyenangkan setelah makan adalah tidur. Hujan masih turun, rintik-rintik. Aku melanjutkan tidurku.

akupun terbangun karena sianak merengek minta duduk dipangkuan ayahnya.sianakpun kini telah berpindah kepangkuan si bapak duduk didepan kami.karena gangguan tadi aku pun sulit memejamkan mataku.aku pandangi keluar jendela bus ini.masih dijalan tol dan hujanpun masih turun dengan deras.kini siibuk itu telah duduk disampingku.dia minta agar duduk didekat jendela biar diabisa bersandar kejendala.akupun mengalah,karena akupun menginginkannya duduk disana.

Tiba-tiba ibu itu menggeser sedikit tubuhnya. Ya, kearahku. Kami berdua menjadi duduk berdempetan. Sisi samping kananku menempel pada bagiankiri tubuhnya. Harum rambut dan parfumnya mulai merasuki hidungku. Aku mulai terangsang.entah setan dari mana datang padaku.aku jadi ingin menikmati tubuh ibu muda ini.Akupun mencoba untuk berani melakukan apa yang ada diotakku. Tubuhku aku condongkan sedikit ke depan, dan kemudian aku bergeser ke arahnya. Sehingga posisi saat itu, lenganku tepat di depan dadanya. Tubuh itu diam saja. Lenganku kemudian ku tekan sedikit ke belakang, sehingga akubisa merasakan sesuatu yang begitu empuk. Ya, payudaranya. Payudaranya besar. Aku bisa merasakan volumenya ketika lenganku menggeseknya. Dan sangat empuk. Sikuku kemudian membuat gerakan melingkar di dadanya. Pelan sekali, sikuku bergerak. Aku tidak mau membuat ia berpikir macam-macam dan kemudian menamparku.

Tubuh itu diam saja. Kulirik matanya. masih terpejam. Tapi aku mendengar dia menghela napas.rupanya dia telah terangsang.terdengardari helaan napasnya yang berat.sepertinya aku berhasil membuat dia terangsang.Aku merasakan dadaku berdentum-dentum. Kepalaku berputar-putar karena aliran darahyang sangat cepat ke otakku. Aku bisa mendengar degup jantungku di telingaku sendiri.

lenganku aku diamkan sebentar menunggu reaksi balik dari dia.aku tidak mengeser lenganku dari payudaraibu muda ini.dia mengerak gerakan payudaranya yang sebelah sebelah kiri.sepertinya dia ingin aku terus mengenggerak gerakannya.Yang lebih mengejutkan lagi, tangan ibu itu mulai mengelus pahaku. ya, pahaku yang dibalut celana panjang kain warna coklat. Tangannya sangat perlahan mengelus kakiku dari mulai pangkal paha sampai atas lutut. Aku gemetar. Sangat gemetar. Aku tidak tahan ……

Sekarang posisiku berubah. Aku membuka tas dan mengambil sweater. Aku sudah memakai jaket tentu saja, karena aku tidur di bawah AC. tapi sweater tadi untuk maksud lain. Sweater tadi kemudian aku tutupkan di atas dadaku, dan kemudian tanganku kulipat. Apabila dililhatdari jauh, seperti orang yang tangannya kedinginan karena AC. Tapi bukan itu alasannya. Aku beringsut lagi mendekati tubuhnya. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Kami berpandangan sebentar. Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam.

Tanganku mulai beraksi. Tangan kiriku yang tadi dilipat mulai bergerak ke arah dadanya. Sangat pelan. Tangan itu mulai menyusuri bukit indah yang tertutup kain, mulai dari tepi. Aku sangat menghayati momen itu. Pelan-pelan kuelus bukit indah itu, dari tepi ke kanan. Sedikit ku remas, tapi tidak banyak. Aku tidak mau menyakiti bukit indah itu. Sungguh, ibu itu mempunyai dada yang sempurna. Besar, dan sangat kenyal. Aku merasakan bahwa dia memakai BH yang berenda. Aku membayangkan bentuknya. Mungkin warnanya hitam. Atau merah. Dan rendanya sedikit tembus pandang. Mungkin cupnya cuma setengah. Mungkin cupnya tidak bisa menahan volume payudara sebesar itu. Oooh, aku semakin terangsang.

Ibu itu mengenakan baju jeans terusan dengan bawahan rok dengan kancing dari dada sampai di lutut. Kain jeansnya untungnya kain yang lemas, sehingga aku bisa merasakan tekstur renda BHnya. Sangat merangsang. Aku melirik sedikit ke arah dia. Dia masih terus mengelus pahaku. Aku tidak sabar. Tangan kananku yang nganggur kemudian memimpin tangannya ke penisku yang sudah tegang. Aha, dia mengerti. Kemudian dia berlanjut mengelus kontur penisku dengan jari telunjuk dan jempolnya yang tercetak jelas di dalam celanaku. OOoh, mantab.

“Besar …..,” desisnya. Matanya tetap terpejam. Mataku juga.

Aku melanjutkan kenakalanku. Kali ini, dua kancing tepat di depan dada besar itu aku buka. Dengan susah payah. Pernah membayangkan membuka kancing-kancing besar pada kain jeans? Yup, susah sekali. Akhirnya dia turun tangan. Tangannya kanannya membantuku membukanya.

Tanganku kemudian masuk pelahan ke dalam bajunya, untuk merasakan keindahan payudara di baliknya. Bayanganku memang menjadi kenyataan. BH setengah cukup yang terlalu kecil, dengan renda yang sangat merangsang. Aku suka sekali renda, terutama apabila renda itu ada di tempat yang tepat. BH dan celana dalam. Aku kembali mengelus dadanya. SEkarang aku sedikit meremasnya. Sensasinya benar-benar luar biasa. Dia mendesis. Kepalaku berdentum-dentum. Jantungku berdebar sangat keras.

“Buka,” bisikku lirih. Mungkin tidak terdengar. Tapi aku tidak mau mengambil resiko terdengar.dia berhenti mengelus penisku, membungkukkan sedikit badannya, dan kemudian berusaha melepas kait BHnya di belakang. Agak lama dia membukanya. Selagi dia membuka BHnya, pelahan aku menarik ritsleting celanaku ke bawah. Pelaaan sekali. Setelah itu, aku memelorotkan celana dalamku. Tidak melorot sih sebenarnya. Cuman mengaitkan kolornya ke bagian bawah penisku. Tidak nyaman memang. Tapi sekarang penisku bisa bebas mengacung menunjuk langit. Menanti elusannya.

Sepertinya kait BHnya sudah lepas. Tangan dia sepertinya cerdas, kembali mencari sasarannya yang tadi lepas. Dan dia tidak kaget, kali ini penisku sudah tegak menjulang, keluar dari celana. Kemudian dia seperti terkejut dan kemudian menarik tangannya dan kemudian melipatnya di depan dada. Pura-pura tidur, sambil menutupi dua kancing dadanya yang sudah terbuka lebar.

Sial. ada orang mau ke toilet. dia berjalan melangkah dari depan. Untung aku ada sweater yang bisa menutupi si “burung” nakal. Aah, seorang wanita. Bakalan lama nih. Jantungku berdegup keras.

Lama sekali orang itu di toilet. Aku mulai tidak sabar. Penisku sudah mulai menyusut. ya iyalah, baru juga pemanasan. Kepotong deh. ….

Akhirnya wanita itu lewat juga di di samping kami. Uuuh, lega. Tangan ibu itu mulai duluan, menyusup di bawah sweater, mencari “adikku” yang mulai tegang lagi. hmmm. Tangannya sungguh mulus, dan sentuhannya, benar-benar nikmat. Dia tahu betul cara merangsang penis dengan sentuhan. Sentuhan itu ringan, seperti melayang. Dia tidak meremas, atau menggosok terlalu keras. semuanya serba ringan dan melayang. Dan itu membuatku melayang.

Tanganku juga tidak mau kalah, seperti mempunyai mata sendiri yang bergerak mencari sasarannya. Si bukit kembar yang kenyal. Dan tangan itu menemukan sasarannya. Dada itu benar-benar lembut. Mulus tak bercela. Aku meresapi setiap jengkal usapan tanganku di dadanya. Meremas pangkal dadanya. Memilin putingnya. Putingnya. Putingnya runcing, ukurannya luar biasa, sepanjang buku jari telunjukku. Dan keras. Sangat keras. Sperti penis kecil. Aku memilinnya. lagi. Dan dia mendesis.

“jangan keras-keras,” bisiknya sangat lirih. AKu mengerti. Aku meremas, memilin, mengelus tanpa henti. Benar-benar nikmat.

Tapi tetap ada yang kurang. Kami berdua tidak terpuaskan. Penisku tetap tegang luar biasa. Dan rasanya mulai sakit sekarang. berdenyut-denyut ga karuan. Tangannya masih tetap mengelus penisku, tapi sungguh, tangan itu tidak mampu membuat aku nikmat terus-menerus. Dia mengerti hal itu.

“Ke bawah ….,” bisiknya sambil mengarahkan tanganku yang tadi ada di dadanya ke arah bawah. Aku langsung tanggap. Tanganku berubah posisi, mengelus pahanya yang tertutup kain jeans. Tidak berasa memang. Tapi dari gerakan tubuhnya aku tahu, dia sangat terangsang. Dia berulangkali menggerakkan tubuhnya, seolah menikmati betul elusan tanganku di pahanya. Pelan-pelan aku naik sedikit ke atas, tepat di gundukan di bawah pusar itu. Dia menahan tanganku.

“Jangan … “

Aku nekat.

“Jangan …” Ok. Aku turuti. Aku kembali mengelus pahanya. Kali ini tanganku lebih berani. Kupegang ujung roknya dan kunaikkan sedikit ke atas. Dia tidak menolak. Aku kembali mengelus pahanya. Hhhm, sungguh mulus. Benar-benar mulus. Aku merasakan bulu-bulu halus di telapak tanganku. Dia terengah-engah. Tangannya sejak dari tadi berhenti mengelus penisku. Tak apa. lebih baik begitu daripada menyiksa “adikku” yang sudah tegang luar biasa.

Aku tiba-tiba menghentikan elusanku dan menarik tanganku. Kemudian memandang ke arah dia. Matanya bertanya. Menanyakan mengapa aku menghentikan itu.

“Aku mau itu,” bisikku mendekat di telinganya, sambil menunjuk ke arah gundukan tempat vaginanya berada.

Dia menggeleng. Aku kemudian berpura-pura tidur. Memejamkan mata.

Lama sekali. Mungkin 5 menit, mungkin kurang dari itu. Tangannya menarik tanganku dan mengarahkannya ke tempat yang aku inginkan. Hehehehe, aku menang. Dia tidak tahan. Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu. Dia membuka kancing bajunya tepat di area itu. Tanganku bergerak mencari celana dalamnya. Dapat.

Jelas, ini sutra. Atau Satin? aku tidak peduli. bahan kain celana dalamnya halus sekali. aku merabanya. memastikan. Terus ke bawah, dan kutemukan apa yang kucari. Sesuatu itu sudah basah. Pasti basah, karena aku merasakannya dengan tanganku. Tanganku berhenti di situ. Merasakan bentuknya. Sedikit bergelombang. Aku merasakan lipatan vertikal. Bulu-bulu halus di sekitarnya. Cukup tebal. dan sangat basah. Aku tersenyum kembali. Penuh kemenangan. Jari tengahku kemudian mengelus lipatan basah itu. Pelan, tapi sedikit menekan. Dia mendesis. Oh tidak. Dia melenguh. Tetap memejamkan matanya.

Aku makin berani. Celana itu aku pegang elastisnya. dan aku turunkan ke bawah. Dia memegang tanganku. Aku tetap berkeras. Dia menyerah.

Kembali jari tengahku mencari tempat tadi. Jari itu mencari sumber kenikmatan seorang wanita. Sebuah penis kecil yang sudah amat basah. Aku menggoyangnya pelan dengan jariku. Kemudian mengelusnya. Kemudian menekannya. Tubuhnya menegang.

Aku kembali mengelusnya. Pelan dan sedikit menekan. Pelan dan sedikit menekan. Tempat itu terasa lebih basah daripada sebelumnya. Jariku masuk lebih ke dalam. Merasakan lipatan lain di dalam yang sangat basah. Benar-benar basah. Rongga itu seperti tidak berujung. Kemudian jariku kugerakkan. ke dalam dan ke luar. Berulangkali.

Aha, aku merasakan jariku seperti tersedot ke dalam. Ada sesuatu yang mencengkeram. Dan rasa itu kembali membuatku terangsang. Aku terus menggerakkan jariku. Semakin cepat. Tiba-tiba jariku seperti ditumpahi cairan hangat. kental. Dia terengah-engah. Tubuhnya menegang. Kali ini cukup lama. Aku terus menggerakkan jariku. Dia kemudian menahan tanganku. Aku menurut. Aku memandangnya.

Matanya terpejam. Seperti menghayati sesuatu. Mungkin orgasme. Dadanya naik turun, terengah-engah seperti habis lari kencang. Kancing masih terbuka.

“Apa kau ..?”
“Ya … . Luar biasa …,” bisiknya, memandang kepadaku. Oooh, senyumnya manis sekali. Matanya yang bulat besar memantulkan kilatan cahaya neon di luar bus.

Dia memandang ke bawah tubuhku.
“Kasihan ya,…” senyumnya menunjuk ke “adikku”. Ya iyalah. “adikku” tidur nyenyak sementara dia sendiri terpuaskan. Paling tidak dengan jariku.

“ga papa …”
Kami berdua terdiam. Menghayati momen-momen gila tadi. Kedua mata terpejam. Hawa dingin AC menyergap. Aku melirik jamku. 2 dinihari. Dan kemudian bus berhenti. cukup lama. Orang-orang sepertinya tidak peduli. tetap mereka tertidur nyenyak, padahal AC mati.

Aku memandang “partner”ku. Matanya terpejam. Bajunya sudah dikancingkan. Lengkap. Aku pun bergerak membetulkan celanaku.

Bus itu berhenti cukup lama.kulihat kernet dan supirnya turun.mungkin ada yang perlu.tak lama kemudian merekapun naik lagi.Akhirnya bus berjalan. AC mulai berhembus lagi. Sejuk. Aku memejamkan mata lagi.

“kamu jalan dulua kebelakang,aku nyusul dari belakang”bisik dia kepadaku.
Aku tidak mengerti.tapi akupun melakukannya.aku berjalan dengan berlahan kebelakang.dimana itu adalah tempat orang untuk merokok.suasana disana sunyi dan gelap.karena tidak ada aktivitas disana.aku duduk agak mendekat ke toilet.agar bisa memantau situasi.ruangan merokok ini tertutup dengan ruang penumpang depan.hanya pintunya yang diberi kaca.itupun hanya kecil.diapun datang juga,dia melihat sebentar kedepan dan diapun menutup pintu itu.

karena tidak sabaran aku langsung membuka sleting celanaku dan mengeluarkan ‘adikku”yang belum sempat dituntaskan tadi.tangannya aku tarik,lalu aku minta dia jongkok tepat didepan selangkanganku.dia menurutinya dan mengerti akan apa yang aku inginkan.diapun mulai beraksi.mulutnya kini telah terisi “adik” kecilku.sunggu nikmatnya tiada tara.aku hanya bisa memejamkan mata.tanganku kini mulai aktif.kedua gundukan didadanya kini telah aku jamah.aku meremas nya dengan penuh penghayatan.cukup lama kami melakukannya.diapun melepaskan “adik” kecilku dari mulutnya.dengan pelan penuh nafsu dia minta agar “adik” kecilku dimasukin kemiliknya.akupun langsung menyetujuinya.dia langsung berdiri dan menurunkan celana dalamnya.perlahan namun pasti dia menuntun “adik” kecilku memasuki liang kenikmatan itu.setelah dia perkirakan posisinya pas diapun menurunkan tubuhnya dengan perlahan.

Gilaaaa. Aku merasakan bibir bawahnyanya menyentuh kepala “adikku”. hangat sekali terasa.Gila mungkin, tapi aduuuh, memang nikmat.bibirnya dan bibirkupun kini mulai menyatu. Ohh, bibirnya atas dan bawah memang memberikan sensasi yang sungguh nikmat.sepertinya dia sudah biasa melakukannya.terbukti goyangannya sungguh membuat aku mabuk kepayang.
“Jangan keras-keras …,” aku berbisik sambil tanganku meremas bukit kembar yang montok dan indah itu.Dia kembali melanjutkan kulumannya. Kali ini dia menaik turunkan tubuhnya dengan pelan-pelan. Naik turun. Naik turun. Nikmat tak terkira.

“Ooohhh ..,” kali ini aku terpaksa harus melenguh. Ini nikmat sekali.goyangannya sungguh membuat aku lupa kalau dia adalah istri orang lain.dimana suaminya sedang tertidur hanya beberapa meter didepan kami.namun kenikmatin ini membuat aku lupa akan segalanya.masa bodoh dengan itu semua,yang penting “adik” kecilku bisa terpuaskan.

gerakannya yang sungguh indah membuat aku hanya bisa memejamkan mata,sementara bibir kami masih saling memagut,sementara kedua tanganku sibuk melakukan aktivas yang lain.kadang tanganku singgah di kedua bukit kembarnya yang indah,kadang turun kebawah meremas kedua bongkah pantatnta yang sungguh indah itu.

“Aku mau ….”tiba tiba dia mengejang…..dengan kuat tangannya memelukku,sampai bibirku kini berpindah kelehernya yang jenjang dan harum itu.

“Aaaahhhhh …”katanya dengan tertahan,takut yang lain mengetahui perbuatan kami.akupun merasakan adanya dorongan yang kuat dari penisku.aku kocokkan dengan cepat pinggulku……

hasilnya….diapun mengejang tuk yang kedua kalinya,dan “adik” kecilku menumpahkan isinya didalam liang kenikmatan itu.

Ujung penisku berkedut. Sekali. Kurasakan aliran sperma mengali kedalam liang itu. Dua kali. Tiga kali. Empat kali.Selama itu pula liang itu mencengkeram “adik” kecilku dengan nikmatnya. Aku ejakulasi. Di dalam tubuh seorang ibu muda.Orang asing. Aku bahkan tidak tahu namanya.

Dia masih duduk dipangkuanku,kepalanya masih bersender dileherku.sedang kedua tangannya kini telah lepas,tidak lagi memelukku.ada sekitar 5 menit dia dlam posisi seperti ini.kemudian dia memandangku. Tatapan itu ….membuat aku jadi bernafsu lagi.si ‘adik” kecilku berlahan mulai bagun lagi.meminta jatah ntuk yang kedua kalinya.sepertinya dia mengerti,dan mulai melakukan gerakan gerakan seperti tadi.

kali ini pertempuran kami berlangsung cukup lama….dan sedikit ada improfisasi dalam gerakan.gerakan gerakan kali tidak didominasi lagi oleh dia,akupun juga turut aktif.aku minta dia untuk berdiri menghadap kedepan,diapun berdiri,aku posisikan dia melihat tembus kedalam melihat para penumpang yang sedang tertidur dan tentu pasti melihat suaminya yang sedang tertidur memangku anak mereka.

tapi aku cuek saja dan tetap menggoyangnya.posisi ini hanya sebentar karena sudah capek dan tidak tahn lagi berdiri dengan lama.lalu kami melakukannya lagi diatas kursi buat penumpang yang ingin merokok,kali ini dia yang dia bawah,aku ambil alih semua peranannya.kelihatan dia memang sudah kelelahn.tapi masih mengairahkan.kini kami sama sama berkeringat karena memang di ruangan itu tidak ada ac.

akupun mempercepat gerakan pinggulku,dan cairan itupun keluar dengan cepat nikmatnya,ternyata dia orgasme.aku minta dia membersihkan adik kecilku dengan mulutnya sebelum aku masukin kedalam celanaku.aku bersihkan lelehan cairan yang keluar dari liangnya dengan saputanganku.setelag bersih celana dalamnya yang aku pakaikan.dia tersenyum dengan perbuatanku.

“Makasih ….,” hanya itu yang terlontar dari mulutnya.aku hanya mengganguk dengan lemah,dan dia tersenyum,senyuman yang manis itu memberi rasa yang sungguh damai buatku.

aku memapahnya dengan perlahan,takut ketuhuan dengan yang lain.setelah sampai dikursi kami.diapun duduk sambil bersender kepadaku.sungguh romantis saat itu.kamipun tertidur dengan lelapnya karena kecapain setelah aktivitas yang tadi.

Pagi menjelang. Orang-orang sudah sibuk ngobrol. Isi bus kembali ramai. Aku pun terbangun .dia masih lelap tertidur, Atau pura-pura.aku tidak tahu,takut mengganggunya dan takut menjadi masalah bagi kami berdua.aku biarkan saja dia tertidur.

kemudian suaminya mendatangi kami,dadaku berdetak dengan kencang,takut ketahuan suaminya.
“mas tolong bangunngkan istriku,nih anak kami mau minta makan,”katanya,ternyata dia tidak tahu.syukurlah…..pikirku dalam hati.
aku bangunkan ibu itu dengan perlahan….
diapun bangun,dan dia bersikap seolah olah tidak ada terjadi apa apa antara kami berdua.

pukul 6.30. Orang-orang sudah mulai turun bus. Sudah sampai dekat perbatasan. Berarti sebentar lagi masuk kota. keluarga muda itu bersiap siap turun. Oh, ternyata mereka mau turun disini.berarti dekat dengan tempat aku turun.

“Mas, duluan, mas …,” kata suaminya ramah, ditimpali ibu itu. Aku terpaksa menoleh ke arah mereka. Baru kusadari sekarang. Ibu itu sangat manis. Aku merasa berterimakasih padanya.

“Oiya, monggo monggo,” sahutku.

Mereka turun dari bus. Bus semakin sepi mendekati terminal kota itu. Ada secarik kertas kecil di bekas tempat duduk ibu tadi. Aku memungutnya. Penasaran.

ternyata disitu ada tertulis nama dan no Hp si ibu.Aini.hanya itu nama yang tertulis disana.dan sebuah no yang pasti akan aku hubungi.

Tidak ada komentar:


wah